Rabu, 28 November 2007

pertolongan pertama pada keracunan

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan

Seminggu yang lalu teman blogger saya menceritakan pengalamannya ketika keracunan makanan di blognya. Saya sendiri sudah berkali-kali mengalami keracunan makanan. Saya kira kejadian tersebut bukan suatu kejadian luar biasa dan bisa saja terjadi pada semua orang. Apalagi pengawasan mutu makanan dan kesadaran masyarakat untuk menyajikan makanan yang baik dan sehat di negeri ini masih sangat kurang.

Berbagai makanan yang sudah kedaluwarsa masih saja dijual bebas di toko-toko dan swalayan, belum lagi makanan-makanan yang dicampur dengan berbagai zat kimia yang berbahaya. Terkadang saya tak habis pikir ketika suatu kali saya disajikan jus mangga yang rasanya begitu aneh, setelah saya lihat langsung ke dapur warung barulah saya tahu mangganya sudah busuk. Tanpa rasa bersalah mereka menyajikan makanan yang tidak sehat untuk pelanggannya. Masih ingat dengan tayangan investigasi pembuatan saos dari cabe busuk tempo hari di televisi?

Sebenarnya hal yang lebih penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat juga berasal dari diri kita sendiri. Saya pribadi terkadang menyepelekan masalah ini dengan memakan makanan sembarangan tanpa memperhatikan tanggal kedaluwarsa ataupun kondisi makanan.

Pengalaman keracunan pertama yaitu ketika makan mie instan beberapa tahun yang lalu di asrama Muntilan. Begitu laparnya saya sehingga tidak memperhatikan kemasan mie instan tersebut telah rusak. Sesaat setelah makan, badan terasa dingin, perut mulai mual dan kepala pusing-pusing. Pada waktu itu saya belum sadar kalau saya sedang mengalami gejala keracunan. Untunglah seorang teman saya membuatkan segelas susu dan menyuruh saya meminumnya sampai habis. Entah bagaimana tiba-tiba terjadi reaksi di perut saya sehingga saya muntah-muntah dan beberapa jam kemudian kondisi badan saya sudah membaik.

Beberapa catatan saya tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan berdasarkan pengalaman tempo hari :

1. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.

2. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.

3. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai kondisi membaik.

4. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah diagnosa dokter.

Tak jauh berbeda namun lebih lengkap Budi Sutomo S.Pd dalam tulisan blognya yang berjudul AWAS, BAHAYA RACUN DALAM BAHAN PANGAN memberikan saran berikut ini :

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan

§ Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.

§ Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya.

§ Air santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia.

§ Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi.

§ Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan yang tertulis dalam First Aid Family Emergency Handbook :

For swallowed household chemical or poisons:

* If the persons is conscious, ask questions to find out what type of poison was swallowed.
* Give milk or water. For an adult, give one to two cups; for a child give one-half to one cup.
* Induce vomiting only when advised by the Poison Control Centre or doctor. Follow instructions of the Poison Control Center of doctor.
* To avoid inhaling of vomit, place victim their side.
* If the poison is a hydrocarbon or corrosive, do not induce vomiting, but give milk or water.

Sejak pengalaman pertama saya selalu menggunakan susu untuk pertolongan pertama ketika saya keracunan makanan. Berkali-kali saya terbebas dari gejala keracunan berkat susu. Beberapa waktu yang lalu ibu saya juga merasakan manfaat susu ketika beliau keracunan nutrisari.

Beberapa saran di atas juga mencantumkan susu sebagai pertolongan pertama pada keracunan makanan. Namun demikian di situs LSM Kharisma dalam artikelnya yang berjudul Tindakan Pertama saat Keracunan malah melarang menggunakan susu.

Jangan berikan susu !! Karena banyak racun yang mudah larut dalam susu sehingga racun akan bertambah larut dalam tubuh.

Alasan saya menggunakan susu selain belajar dari pengalaman yang lalu, juga karena susu lebih mudah segera didapatkan daripada air kelapa muda. Saya juga tidak suka minum banyak air ketika keracunan karena hanya membuat perut menjadi kembung saja dan berasa tak enak.

Melalui tulisan ini sebenarnya saya ingin berdiskusi tentang susu sebagai pertolongan pertama pada keracunan makanan. Mungkin ada pembaca yang lebih tahu secara teori ilmiahnya? Apakah susu justru berbahaya jika diberikan pada penderita keracunan seperti yang dituliskan di situs LSM Kharisma ataukah sebaliknya seperti pengalaman yang pernah saya alami tempo hari?

Tidak ada komentar: